Aku disini sekarang. Jauh dari apapun yang sudah kukenal sejak lahir. Aku di tempat yang terlalu asing. Aku di tempat yang awalnya kukira tak mungkin kudatangi. Aku di sebuah tempat yang baru. Yang bahkan orangnya pun aku tak tahu. Ini realita. Saat kubangun dari tidurku, ini nyata. Awalnya kukira semu. Tapi semua itu tidaklah palsu.
Segalanya berubah disini. Berawal dari doa doa. Aku berhasil menggapainya. Kukira mudah. Namun, kerikil baru saja membuatku terjatuh. Perjuanganku untuk sampai disini mungkin tak semudah dan seindah teman yang lain. aku pun tak menyangka telah melewatinya.
Sekarang aku disini. Butuh adaptasi yang luar biasa. Aku berkawan, tapi aku tak tahu bahwa dia adalah lawan. Aku berteman, tapi ternyata ada saatnya kata itu tak berarti. Aku berjuang keras disini. Rezeki orang memang berbeda-beda. Iya, kutahu Allah Maha Adil.
Aku seharusnya menjadi lebih dewasa disini. Tapi tidak. Ambisiku yang justru malah makin meningkat. Aku berusaha keras. Tidak sekeras perjuanganku menuju tempat ini memang. Tapi, tidak kalah keras dari temanku yang kukenal baik.
Apa yang kauberikan belum tentu sebanding dengan apa yang akan kau terima. Mungkin belum sekarang. Tapi nanti, kau akan melihat bedanya. Aku menghibur diriku sendiri kali ini. Aku sedang mencoba untuk berdiri lagi dan mengokohkan diri.
Satu hal yang kudapat dari pelajaran kali ini. Aku perlu mengingat hidupku. Aku tidak boleh takut dengan orang lain. Tidak ada yang boleh mengatur hidupku. Dan disini, aku tidak boleh mengejar nilai. Titik. Karena yang manusia lihat akan berbeda dengan yang Allah lihat.
Nilai. Dia perubah segalanya. Aku benci nilai. Aku senang belajar. Tapi apanakunsalah bila aku hanya ingin Allah yang menilai? Proses yang utama. Itu kata orang. Tapi sekarang? Nilailah yang menentukan kuliahmu. Apakah itu adil?
Sebut dia x dan y. X berjuang keras. Belajar dan selalu meluangkan waktu untuk menolong temannya yang tidak mengerti. Y termasuk malas dan sering mengganggu x belajar dengan kehadirannya. Ujianpun tiba. Ternyata nilai Y sangat tinggi sementara X harus inhale. Padahal malamnya, X mengajari teman lain untuk mengerti dan Y datang hanya untuk mencari teman obrolan dan membaca buku sebentar. Sistem penilaian yang diterapkan adalah dikoreksi oleh orang yang berbeda. Jadi, apa itu adil?
Itulah realita.
Segalanya berubah disini. Berawal dari doa doa. Aku berhasil menggapainya. Kukira mudah. Namun, kerikil baru saja membuatku terjatuh. Perjuanganku untuk sampai disini mungkin tak semudah dan seindah teman yang lain. aku pun tak menyangka telah melewatinya.
Sekarang aku disini. Butuh adaptasi yang luar biasa. Aku berkawan, tapi aku tak tahu bahwa dia adalah lawan. Aku berteman, tapi ternyata ada saatnya kata itu tak berarti. Aku berjuang keras disini. Rezeki orang memang berbeda-beda. Iya, kutahu Allah Maha Adil.
Aku seharusnya menjadi lebih dewasa disini. Tapi tidak. Ambisiku yang justru malah makin meningkat. Aku berusaha keras. Tidak sekeras perjuanganku menuju tempat ini memang. Tapi, tidak kalah keras dari temanku yang kukenal baik.
Apa yang kauberikan belum tentu sebanding dengan apa yang akan kau terima. Mungkin belum sekarang. Tapi nanti, kau akan melihat bedanya. Aku menghibur diriku sendiri kali ini. Aku sedang mencoba untuk berdiri lagi dan mengokohkan diri.
Satu hal yang kudapat dari pelajaran kali ini. Aku perlu mengingat hidupku. Aku tidak boleh takut dengan orang lain. Tidak ada yang boleh mengatur hidupku. Dan disini, aku tidak boleh mengejar nilai. Titik. Karena yang manusia lihat akan berbeda dengan yang Allah lihat.
Nilai. Dia perubah segalanya. Aku benci nilai. Aku senang belajar. Tapi apanakunsalah bila aku hanya ingin Allah yang menilai? Proses yang utama. Itu kata orang. Tapi sekarang? Nilailah yang menentukan kuliahmu. Apakah itu adil?
Sebut dia x dan y. X berjuang keras. Belajar dan selalu meluangkan waktu untuk menolong temannya yang tidak mengerti. Y termasuk malas dan sering mengganggu x belajar dengan kehadirannya. Ujianpun tiba. Ternyata nilai Y sangat tinggi sementara X harus inhale. Padahal malamnya, X mengajari teman lain untuk mengerti dan Y datang hanya untuk mencari teman obrolan dan membaca buku sebentar. Sistem penilaian yang diterapkan adalah dikoreksi oleh orang yang berbeda. Jadi, apa itu adil?
Itulah realita.
Assalamualaikum rakhmiii! Semangaaat. I feel the same thing like what you feel. But remember Allah give obstacle to human provide with solution behind it. Semangat bu dokter perjuangan masih panjang sampai sumpah mu pada negeri ini untuk menjadi dokter yang setia mengabdi pada bangsa indonesia. Semangaaat rakhmi. nilai adalah cermin dari pemahaman mu. Bukan hanya sekedar formalitas. Smile then you ll feel easier to walk in your path. Insya Allah.
ReplyDeleteWaalaikumsalam atikaa!!! You know, when I felt bad I would write something useless, unimportant. But, after I thought about it, I felt so guilty and wanna erase what I've written. Inhale sekarang jadi ngebuat aku lebih ngerti tik. And it made me become stronger. at least, made me study harder than before. Thank's for your comment and read my blog! Hahaha you know, you've always been my best person in my life!
ReplyDelete