Skip to main content

Realita

Aku disini sekarang. Jauh dari apapun yang sudah kukenal sejak lahir. Aku di tempat yang terlalu asing. Aku di tempat yang awalnya kukira tak mungkin kudatangi. Aku di sebuah tempat yang baru. Yang bahkan orangnya pun aku tak tahu. Ini realita. Saat kubangun dari tidurku, ini nyata. Awalnya kukira semu. Tapi semua itu tidaklah palsu.

Segalanya berubah disini. Berawal dari doa doa. Aku berhasil menggapainya. Kukira mudah. Namun, kerikil baru saja membuatku terjatuh. Perjuanganku untuk sampai disini mungkin tak semudah dan seindah teman yang lain. aku pun tak menyangka telah melewatinya.

Sekarang aku disini. Butuh adaptasi yang luar biasa. Aku berkawan, tapi aku tak tahu bahwa dia adalah lawan. Aku berteman, tapi ternyata ada saatnya kata itu tak berarti. Aku berjuang keras disini. Rezeki orang memang berbeda-beda. Iya, kutahu Allah Maha Adil.

Aku seharusnya menjadi lebih dewasa disini. Tapi tidak. Ambisiku yang justru malah makin  meningkat. Aku berusaha keras. Tidak sekeras perjuanganku menuju tempat ini memang. Tapi, tidak kalah keras dari temanku yang kukenal baik.

Apa yang kauberikan belum tentu sebanding dengan apa yang akan kau terima. Mungkin belum sekarang. Tapi nanti, kau akan melihat bedanya. Aku menghibur diriku sendiri kali ini. Aku sedang mencoba untuk berdiri lagi dan mengokohkan diri.

Satu hal yang kudapat dari pelajaran kali ini. Aku perlu mengingat hidupku. Aku tidak boleh takut dengan orang lain. Tidak ada yang boleh mengatur hidupku. Dan disini, aku tidak boleh mengejar nilai. Titik. Karena yang manusia lihat akan berbeda dengan yang Allah lihat.

Nilai. Dia perubah segalanya. Aku benci nilai. Aku senang belajar. Tapi apanakunsalah bila aku hanya ingin Allah yang menilai? Proses yang utama. Itu kata orang. Tapi sekarang? Nilailah yang menentukan kuliahmu. Apakah itu adil?

Sebut dia x dan y. X berjuang keras. Belajar dan selalu meluangkan waktu untuk menolong temannya yang tidak mengerti. Y termasuk malas dan sering mengganggu x belajar dengan kehadirannya. Ujianpun tiba. Ternyata nilai Y sangat tinggi sementara X harus inhale. Padahal malamnya, X mengajari teman lain untuk mengerti dan Y datang hanya untuk mencari teman obrolan dan membaca buku sebentar. Sistem penilaian yang diterapkan adalah dikoreksi oleh orang yang berbeda. Jadi, apa itu adil?

Itulah realita. 

Comments

  1. Assalamualaikum rakhmiii! Semangaaat. I feel the same thing like what you feel. But remember Allah give obstacle to human provide with solution behind it. Semangat bu dokter perjuangan masih panjang sampai sumpah mu pada negeri ini untuk menjadi dokter yang setia mengabdi pada bangsa indonesia. Semangaaat rakhmi. nilai adalah cermin dari pemahaman mu. Bukan hanya sekedar formalitas. Smile then you ll feel easier to walk in your path. Insya Allah.

    ReplyDelete
  2. Waalaikumsalam atikaa!!! You know, when I felt bad I would write something useless, unimportant. But, after I thought about it, I felt so guilty and wanna erase what I've written. Inhale sekarang jadi ngebuat aku lebih ngerti tik. And it made me become stronger. at least, made me study harder than before. Thank's for your comment and read my blog! Hahaha you know, you've always been my best person in my life!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DRAMA DRAMA

nah guys,tadi tuh ambil nilai drama yah gue ceritaiin deh.nyeh nyeh.nah pas bu ratni yang ramah masuk gue lagi siap-siap gitu pake kunciran dua. STYLISH GUE IMEH LOWCH.akaka nah rambut gue dimainin tuh sama imeh haha.thanks me jadi lucu haha.nah pas rambut gue seperti itu banyak yang bilang "rakhmi hahaha jadi beda" dan ime selalu bilang "kamu lebih manis" pantes aja banyak semut meh di badan gue.(garing mode on).nah gak tau deh ime muji atau nyindir tapi kayaknya nyindir deh.haha.nah bu ratni langsung memanggil KELOMPOK 1.yah gue sih nyante karena KELOMPOK 2.eh si abyan sama andi ngotot banget bilang "bu diacak aja bu katanya kemaren diacak".gila ya ckckck was was tuh gue yah berdoa aja.nah bu ratni bilang "dua menit cepat kamu buat kocokan" apa deh gitu yang pasti intinya itu (gue gak denger karena lagi bercanda sama ime).nah si abyan dengan kebahagiannya itu membuat kocokan gitu.nah lo takut banget gue.akhirnya selesai tuh.nah perwakilan kelo

Pesan dari Korlas x.6

Dear X.6 angkatan 36, Kebetulan gue lagi gak ngablu, I just wanna say something for you.  Ini pertama kalinya kepanitian MOPD buat gue. Saat ditanya mau jadi apa sama Kak Audy. Gue jawab. Korlas. Gue gak tau alesan gue jadi korlas apa. Jujur saat itu pikiran yang terlintas sangatlah ngablu. Gue pengen diajak bukber. Dan setelah gue menjalani semua tugas serta bersama kalian, pikiran gue berubah.  Awalnya gue sangat berterima kasih ke kakak inti dan sc yang mempercayai jabatan sebagai korlas ke gue. Gue masih kurang percaya aja kalo mereka mempercayai gue dengan jabatan itu. Apa karena muka gue yang lemah lembut dan sangat penolong?-_-oke mulai ngablu. Apapun alasannya, gue senang karena kali ini gak di php-in.  Saat diumumin di aula atas yaitu kelas X3, gue melihat nama gue di daftar korlas kelas X6. Dan gue sedikit kaget ngeliat nama arkaan di situ juga. Ada apa dengan Arkaan? Ada apa dengan tijel? Mengapa duo tijel dipersatukan? Entahlah jangan jangan mereka ingin membuat

Spextrum

So, here I am. Lonely. Alone. Kalo kata Rezdi sih 'lebih baik sendiri daripada ditemani oleh orang buruk. Eh intinya gitu deh pokoknya. Kalo di pikir pikir bener juga sih tapi hati gue berkata lain. Salah wey salah. Siapa tau orang buruk itu malah membawa kita ke suatu kesempatan yang gak akan pernah kita duga. ye gak? Kita mah gak tau apa apa. Oke skip dari  pada makin tijel mending lanjut ngomongin sesuatu. Jadi gue galau. Gue gak tau apa alesan galau kali ini. Putus harapan? Patah hati? Orang yang gue suka menyukai orang lain? Atau......masalah penjurusan? Yang terakhir kayaknya rada gakmungkin. Gue hanya ingin menjalani apa yang udah ada aja deh. Oke penjurusan tuntas. Kedua dari akhir? Gue aja gak suka sama siapa-siapa. Kecuali ekhm bang....mungkin. Tapi ya bodo amat deh. Daripada galau mending kita cerita tentang...SPEXTRUM! Gue yang ngebacain puisi buatan Reza tentang spextrum. Dan pas latian 15 menit sebelum tampil atau beberapa menit setelah puisi dateng, penghayatan