What's wrong with the tittle? Those mean 'tumbuh' in Indonesia languange. Ya, di postingan kali ini gue mau membahas tentang tumbuh.
Tumbuh dan Berkembang. Menurut IPA, manusia akan mengalami masa itu. Mulai dari kita belum ada. Masih sebuah ovum di tubuh ibu. Lalu dengan suatu proses, telur itu berkembang. Mulai dari zigot, morula, blastula, hingga menjadi janin. Lalu dengan kekuasaan Tuhan, kita dikeluarkan dari rahim ibu. Masih samar untuk melihat dunia, masih samar untuk mendengar azan, serta masih sulit untuk menggenggam jari sang Ibu.
Entah berapa lama kita sangat membutuhkan orang tua. Hanya untuk berjalan. Hal yang dulu sangat sulit kita lakukan meski sekarang adalah hal tersepele. Berbicara pun sangat sulit kita lakukan. Kita hanya bisa menangis dan tertawa. Tertawa karena sesuatu yang lucu. Serta menangis karena kita takut, ataupun merusak/memecahkan sesuatu. Ketika kita dapat berjalan meski hanya 5langkah, orang tua kita akan tersenyum bahagia. Puas karena anaknya tidak lagi bayi.
Ketika anak-anak, kita sering melawan. Kita menangisi sesuatu yg dilarang. Kita membentak dengan kasar. Kita berlari keluar rumah dan selalu merasa tak akan betah dirumah. Padahal itu semua demi kebaikan kita. Barulah ketika remaja kita sadar. Tak semestinya melakukan semua itu.
Remaja saat yang sulit diungkapkan. Kita bukan anak anak lagi yang akan menangis di depan orang banyak demi mendapat perhatian. Sebisa mungkin kita menahan air mata. Meski mungkin ada saat kita tak kuat lagi. Namun berbeda persoalan. Jika saat masih anak-anak kita akan menangis jika tidak dibelikan mainan, saat remaja ada kalanya kita menangis dalam urusan percintaan. Tapi itulah masa remaja. Masa kita beranjak dewasa. Masa dimana kita mengetahui kebenaran dan kesalahan. Masa kita mengawali hidup yang berat ini sendiri. Karena di masa remaja kita akan dihadapi sebuah pilihan. Dan hanya kita yang dapat memutuskan.
Pilihan 1: Menjadi remaja yang akan memiliki masa depan yang baik
Pilihan 2: Menjadi remaja yang tidak dapat dilacak masa depannya
Dewasa. Saat dimana kita benar-benar tidak dapat bergantung. Saat remaja, mungkin kita masih dibawah perlindungan orang tua. Namun saat dewasa, kita memiliki jalan sendiri. Jalan yang tidak dapat dimasuki orang lain. Jalan yang akan membawa kita menuju masa depan. Jika dimasa remaja kita berlaku seenaknya, tidak peduli siapapun, egois dengan hidup, dan selalu melawan orang tua atau bahkan Tuhan. Ketika dewasa mungkin kita akan sedikit sadar. Kenapa sedikit? Karena kita belum tahun masa depan kita. Di saat masa depan kita bukanlah impian kita, maka kita akan menyesali segalanya. Ingin mengulang semuanya. Tak akan mensyukuri apapun yang diterima.
Tidak terasa aku sedang menapaki fase ke 3. Menjadi remaja. Aku mulai mengenal persahabatan dan bahkan masuk ke lingkungan percintaan. Mula-mulanya aku sedikit takut dengan lingkungan yang baru. Tapi mau tak mau toh aku tetap harus memulainya. Awalnya aku sedikit hancur. Aku menjadi remaja yang labil, terlalu egois, dan selalu mencoba apapun. Meski itu buruk. Namun akhir-akhir ini aku sadar. Aku harus memilih pilihan yang pertama.
Kawan, kita telah remaja! Pilih salah satu dari pilihan yang aku ajukan. Berusaha dengan maksimal. Janganlah kita menyesal saat kita sudah tau masa depan kita. Buatlah diri kita dan orang lain tersenyum melihat masa depan ini. Jangan biarkan kesalahan kecil merampas senyum kita di masa depan. Jangan pernah.
Waktu penting bagi kita. Waktu segalanya bagi hidup. Waktu tak pernah berdusta. Waktu selalu menangkap gerak-gerik kita. Sedetik pun berharga. Jangan sia-siakan waktu atau kita akan menyesal. Sekali lagi jangan.
XOXO
-rkhm-
Comments
Post a Comment